Selasa, 13 Desember 2011

Resensi Novel Bumi CInta


RESENSI


            Judul Novel     : Bumi Cinta                                              
            Penulis             : Habiburrahman El Shirazy
            Penerbit           : Author Publishing Semarang
            Tahun Terbit    : 2010
            Jumlah halaman : 546 Halaman
            Habiburrahman adalah alumnus Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir, sebuah universitas Islam terkemuka di dunia. Di Negeri Seribu Menara itu, ia menimba ilmu keislaman tak kurang dari tujuh tahun lamanya (1995-2002). Sampai saat ini dia telah menulis belasan judul buku dan hampir semua buku yang ditulisnya best seller.Salah satunya adalah novel Bumi Cinta ini,yang merupakan karyanya yang ke empat.     
Novel yang bersetting musim dingin bersalju hingga awal musim dingin bersalju hingga awal musim hangat ini di bingkai dengan cover yang indah dan unik.Dimana personifikasi nama penulis lebih ditonjolkandari pada judulnya sendiri.Nama Habiburrahma El Shirazy lebih mendominasi atau hampir sama dengan judulnya.Itu karena kualitas penulis tidak lagi berharap pada manisnya judul.Apapun judulnya,atau bahkan tanpa judul sekalipun,asalkan Habiburrahman El Shirazy,adalah kualitas nomor satu.
Dalam novel ini tersebutkah seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai Kehidupan Umat Islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin. Dan apa jadinya jika ia hidup di negara yang menjungjung tinggi pornografi, akankah imannya tergoyah demi memenuhi hasrat duniawinya ?
Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.
Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.
Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.
Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.
Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.
Novel Bumi Cinta memiliki banyak keunggulan antara lain, gaya bahasa yang dibuat pengarang sangat mudah dipahami, ringan namun sangat berbobot. Amanat yang disampaikan pun mudah terserap, karena kecerdasan pengarang yang menuangkan karya dengan membangun jiwa para pembaca agar memiliki bekal kunci kemenangan orang-orang yang beriman, manakala musuh besar, terutama musuh yang dapat meluluhlantahkan keimanan orang-orang yang beriman. Hal ini semua pengarang tuangkan melalui tokoh utama novel tersebut. Disamping itu banyak pengenalan dan pengetahuan mengenai kehidupan di Moskow-Rusia, mulai dari bahasa-bahasa Rusia, keindahan alam dan bangunan, kebiasaan perilaku sampai sedikit informasi mengenai mavia di Rusia.Sehingga pembaca seakan benar-benar berada di Negara Rusia.
Selain memiliki kelebihan,novel ini juga memiliki kekurangan.Dimana dalam novel ini Kang Abik menampilkan tokoh yang terlalu sempurna.Bahkan berkali-kali Ayyas digambarkan menangis akan hal-hal yang ia anggap merupakan dosa atau mendekati  dosa.Mungkin bagi para pembaca yang telah memahami betul cerita dan amanat dari isi novel ini, merasa ingin dilanjut kembali ceritanya, dapat dikatakan Kang Abik seperti sengaja membuat akhir cerita yang akan dilanjutkan.
Sebagai peresensi berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan novel ini, menilai bahwa Novel Bumi Cinta baik untuk dipublikasikan karena tidak lain novel ini diterbitkan bertujuan agar keimanan orang-orang yang beriman yang telah dibangun tidak mudah terluluhlantahkan di mana masa kini, masa yang semakin meluasnya kebebasan hidup (free sex). Dengan berbagai tantangan hidup yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini,kita diharapkan untuk menjadikannya sebagai teladan dalam menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Selasa, 29 November 2011

Struktur Organisme

Bagaimana struktur Organisme?
Setiap makhluk hidup tersusun dari sel. Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang mampu hidup. Organisme sederhana seperti Amoeba tediri atas satu sel saja, sedangkan hewan tingkat tinggi dapat terbentuk dari puluhan bahkan ratusan trilyun sel.

Setiap sel merupakan struktur yang sangat terorganisasi, yang bertanggung jawab atas bentuk atau fungsi organisme. Di dalam sel terdapat air, garam mineral makromolekuler dan membran sel yang mampu membuat sel menjadi hidup. Seorang anak kecil misalnya, susunan tubuhnya dimulai dari sekumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama membentuk jaringan. Beberapa jaringan akan bekerjasama dalam melakukan proses tertentu membentuk organ. Beberapa organ dengan koordinasi otak akan bersatu padu melaksanakan "proses kehidupan", misalnya bernafas berproduksi, dan sebagainya, membentuk sistem organ.
Sumber :http://www.e-dukasi.net/index.php?cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=298&mod=script&uniq=all

Setiap sel memiliki bentuk, ukuran sifat dan fungsi yang berbeda. Namun demikian, dalam banyak hal sel mempunyai persamaan. Setiap sel memiliki membran tipis yang berfungsi melindungi dan sebagai tempat lalu lintas zat. Di dalam membran terdapat sitoplasma yang mengandung organel-organel dengan bentuk dan fungsi yang khas.
Sel hewan umumnya mempunyai inti dan sejumlah organel seperti mitokondria, 
Retikulum endoplasma badan golsi dan lisosom. Organel lisosom dan sentriol adalah khas sel hewan.

Membran Sel
Pada permukaan sel terdapat membran sel yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, dan 
mengendalikan pertukaran zat antara sel dengan lingkungan luar. Membran sel tersusun atas lipoprotein dan bersifat "selektif permiabel".
Lipoprotein : 
pada membran sel merupakan gabungan Lipida dan protein. Lapisan lipidanya terdiri atas glikolipid, fosfolipid dan sterol, sedang lapisan proteinnya terdiri atas glikoprotein.
Seleksi permiabel : 
kemampuan membran plasma untuk memilih zat-zat yang diperlukan saja agar dapat masuk ke dalam sel, sedang yang tidak diperlukan ditahan. Transport melalui mambran sel ini berfungsi untuk : menjaga kestabilan pH, memperoleh, bahan makanan, membuang racun dan menjaga keseimbangan konsentrasi.
Fungsi penting membran sel adalah :
- Mengatur pertukaran zat
- Tempat berlangsungnya reaksi kimia
- Sebagai penerima rangsang
- Sebagai pelindung
Transport zat melalui membran sel dapat berlangsung tanpa energi disebut transport pasif, misalnya difusi dan osmosis. Sedangkan yang membutuhkan energi disebut transport aktif, misalnya endositosis dan eksositosis.
Difusi : 
perpindahan zat larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis). Misalnya : Molekul sirop yang konsentrasinya tinggi akan bergerak dalam air yang konsentrasinya rendah.

Osmosis : 
Perpindahan air (zat pelarut) dari larutan konsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui selaput semipermiabel. Osmosis dapat memungkinkan terjadinya beberapa peristiwa, seperti :
- Krenasi : Megkerutnya sel hewan karena di tempatkan pada larutan hipotonis
- Haemolisis : Pecahnya sel darah karena di tempatkan pada larutan hipertonis.

Endositosis : 
Peristiwa masuknya zat padat atau cair melalui membran. Misalnya saat luekosit memakai protein 
asing / fagositosis leukosit terhadap protein asing.
Eksositosis : 
Peristiwa pengeluaran zat padat / cair melalui membran. Misalnya proses sekresi enzim oleh kelenjar.
 

Transport aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, seperti ion (Na+), (K+) dan (CL-). Masuk dan keluarnya ion Natrium dan Kalsium dilakukan oleh pompa Na+ dan K+ dengan energiATP. Pompa Na+ dan K+memompa keluar sel ion Na+ dan ke dalam sel ion K+.

Protoplas
              Nukleus adalah bagian terpenting dari sel, di dalamnya mengandung gen yang merupakan cetak biru berupa kode-kode genetik. Nukleus dilindungi oleh membran tipis tersusun atas lipoprotein dengan banyak pori. Setiap pori dilapisi oleh kompleks pori, tersusun dari protein yang mengatur keluar masuknya makromolekul dan zat tertentu.

              Di dalam nukleus, terdapat DNA yang berikatan dengan protein menjadi kromatin. Pada saat sel mengalami pembelahan, kromatin akan memendek, menggulung dan memadat membentuk kromosom. Kromosom pada setiap sel selalu berpasangan, kecuali pada sel kelamin. Di dalam nukleus juga terdapat nukleolus, yang berfungsi sebagai tempat perakitan RNA.
Sitoplasma 
Adalah bagian sel yang terdapat di dalam selaput plasma dan di luar nukleoplasma yang merupakan sistem koloid. Larutan koloid dapat mengalami perubahan dari fase sel ke fase gel dan sebaliknya. Bagian cair dari dari sitoplasma disebut sitosol, yang disekitarnya terdapat bermacam- macam organel dan terdapat banyak saluran yang tak terhitung jumlahnya. Saluran-saluran tersebut bercabang-cabang kesegala penjuru dab sangat teroganisasi. Beberapa saluran menuju ke pusat sel (nukleus). Bagian padatnya berupa organel-organel sel.

Retikulum Endoplasma
R.E merupakan organel yang dominan dalam plasma R.E terdiri dari kumpulan tubula yang disebut sisterna. Membran R.E berhubungan langsung dengan membran nukleus yang berfungsi sebagai alat transport antara sitoplasma Retikulum Endoplasma tampak dominan, meliputi separoh lebih dari total membran.
Terdapat 2 macam R.E, yaitu :
  • R.E kasar : RE ini pada permukaan membrannya di lekati ribosom. Fungsi R.E kasar adalah sebagai alat transport protein yang disintesis oleh ribosom
  • R.E halus : Pada permukaan membran R.E halus dilekati ribosom. Berfungsi dalam mensintesis lemak, fosfolipid dan steroid, menawarkan racun dan sintesis Aparatus golgi 
Ribosom:
Merupakan tempat protein disintesis, tersusun atas protein dan RNA. Ribosom ada yang melekat pada Retikulum endoplasma kasar dan ada yang bebas di sitosol. Sebagian besar protein yang dibuat di ribosom bebas berfungsi di sitosol. Sementara protein yang dihasilkan oleh ribosom terikat akan dikirim melalui sisterna RE ke luar sel atau untuk membungkus lisosom.

                    Badan golgi dijumpai hampir di semua sel hewan maupun tumbuhan, terutama sel yang aktif dalam sekresi. Fungsi badan golgi salah satunya adalah menyempurnakan protein dari retikulum endoplasma. Selain berperan sebagai penyempurna, badan golgi juga memproduksi makromolekulnya sendiri seperti polisakarida . Fungsi lain dari badan golgi adalah untuk membentuk lisosom, membentuk enzim pencernaan yang belum aktif dan mensekresikan zat misalnya protein, glikoprotein, karbohidrat dan lemak. Pada sel tumbuhan, badan golgi disebut Diktiosom yang berfungsi mensekresikan lilin, lendir, dan selulosa untuk membentuk dinding sel.

                   Lisosom yang dibentuk oleh badan golgi berfungsi mencerna materi secara intrasel yang diambil secara endositosis atau fagositosis. Selama fagositosis sel membungkus makanan dalam vakuola dengan membran yang terlepas dari membran sel secara internal. Kemudian vacuola bergabung dengan Lisosom dan enzim hidrolik akan mencerna makanan tersebut, selanjutnya asam amino monosakarida dan monomer lain akan melewati membran lisosom menuju sitosol untuk memberi nutrisi bagi sel tersebut.
Fungsi lain dari lisosom adalah Autofag. Pada proses autofag lisosom menyingkirkan organel-organel yang selalu rusak dengan mendaur ulang. Pada beberapa kasus lisosom dapat bertindak sebagai kantong bunuh diri, dengan cara mengeluarkan semua enzim hidroliknya yang berakibat sel akan mati. Perusakan sel oleh lisosom secara terprogram penting dalam proses perkembangan organisme, hilangnya ekor berudu.

                Mitokondria dilindungi oleh dua lapis membran, membran dalam berlekuk-lekuk disebut "krista". Mitokondria terdapat pada semua sel eukariotik. Berfungsi sebagai The power of house, karena merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerob sel. Fungsi krista untuk memperluas bidang 
penyerapan oksigen agar respirasi berjalan lebih efektif.
 

                Sentriol hanya dimiliki oleh sel hewan, berjumlah sepasang dilindungi oleh sentrosom. Letak sentriol dekat dengan nukleus, tersusun atas sembilan set mikrotubula. Pada saat sel membelah, sentriol bereplikasi dan menghasilkan benang-benang spindel yang berfungsi untuk melekatnya kromosom.

                Sitoskelaton berperan penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel. Fungsi utama sitoskelaton adalah untuk mempertahankan bentuk dan memberi dukungan mekanik sel, hal ini sangat penting untuk sel hewan, mengapa? karena sel hewan tidak memiliki dinding sel, namun demikian sitoskelaton sangat lentur dan kuat, tidak seperti tulang pada hewan. Sitoskeleton tersusun dari tiga macam serabut yaitu mikrotubula, mikrotilamen, dan filamen intermediet.
               Peroksisom merupakan organel bermembran tunggal berbentuk agak bulat. Membrannya besifat sangat permeabel sehingga memudahkan keluar masuknya ion-ion anorganik dan ion-ion organik. Pada sel hewan periksisom banyak terdapat dalam sel hati dan ginjal. Periksisom banyak mengandung enzim katalase yang mampu mengubah hidrogen perosida (H2O2) yang bersifat racun menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida merupakan senyawa samping dari metabolisme.
              Mikrotubula, berbentuk tabung berongga, dindingnya terdiri atas 13 kolom molekul tubulin. Berfungsi mempertahankan bentuk sel, membentuk fagel, silia dan sentriol. Mikrotilamer, merupakan serat tiptis panjang. Terdiri atas protein yang disebut oktin. Kumpulan mikrotilamer membentuk jaringan dalam sel, berperan dalam memisahkan sel anak (gelendong pembelahan) Filamen Intermediet, tersusun dari protein serabut yang menggulung menjadi lebih tebal. Berfungsi mempertahankan bentuk sel. Tempat bertautnya nukleus dan organel-organel lainnya.

Fungsi Bagian Organela Sel

a. Membran Plasma
Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).
Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima rangsang dari luar sel.

b. Sitoplasma
Tersusun atas:
- cairan: sitosol
- padatan: berupa organela-organela
Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

c. Nukleus
Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang 'kromatin' yang tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nukleolus
Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik.



d. Sentriol
Hanya dimiliki sel hewan.
Fungsi: menarik kromosom menuju ke kutub.

e. Retikulum Endoplasma (RE)
Berbentuk benang-benang jala meliputi:
- RE kasar: terdapat ribosom, b'fungsi utk transpor & sintesis protein.
- RE halus: tdk t'dpt ribosom, b'fungsi utk transpor & sintesis lemak & steroid.

f. Ribosom
Tersusun dr protein & RNA, b'bentuk bulat & tdk b'membran.
Fungsi: tempat b'langsungnya sintesis protein.

g. Kompleks Golgi
Terdiri atas membran b'bentuk kantong pipih. Pd sel tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom.
Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).

h. Lisosom
Merupakan membran b'bentuk kantong kecil b'isi enzim hidrolitik yg b'fungsi dlm pencernaan intrasel.
Fungsi lain:
- mencerna materi yg diambil secara endositosis.
- menghancurkan organela sel lain yg sudah tdk b'fungsi (autofage).
- menghancurkan selnya sendiri (autolisis).

i. Mitokondria
Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dlm berlekuk-lekuk membentuk krista.

j. Mikrotubulus
Tersusun atas protein tubulin
Fungsi: punyusun spindel, sentriol, silia & flagela.

k. Mikrofilamen
Tersusun atas protein aktin.
Fungsi: dlm gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot & pembelahan sel.

l. Dinding Sel
Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin & lignin.
Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dlm, & mengatur transportasi zat.

m. Badan mikro
Terdiri:
- Peroksisom: mengandung enzim katalase.
- Glioksisom: mengandung enzim katalase & oksidase.

n. Plastida
Organela yg mengandung pigmen, meliputi:
- Kloroplas: plastida yg mengandung pigmen klorofil/hijau.
- Kromoplas: plastida yg mengandung pigmen merah, jingga, kuning.
- Leukoplas: plastida yg tdk mengandung pigmen.

o. Vakuola
Vakuola sel tumbuhan b'sifat menetap.
Fungsi: tmpt menyimpan cadangan mkanan, pigmen, minyak atsiri & sisa metabolisme

p.  Mitokondria
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi)
Sumber :http://myschool-edu.blogspot.com/2011/07/fungsi-bagian-organela-sel.html

Organel Sel Hewan dan Tumbuhan

Organel Sel Hewan dan Tumbuhan
a) Nukleus (inti sel). didalamnya terdapat DNA, RNA, dan protein. Berdiameter 10-20 mm. Berfungsi sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, dan pengatur pewarisan sifat. Pada organisme eukariotik, kecualisel darah merah mamalia dewasa dan sel floem, inti sel terlindung oleh selaput inti (karioteka).
Bagian penting nukleus adalah:
  • Karioteka. Terdiri dari 2 lapis, berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung inti. Selaput luar inti berhubungan dengan retikulum endoplasma (RE).
  • Matrik (nukleoplasma). Adalah cairan inti berbentuk gel yang mengandung substansi kimia seperti ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang kromatin. Benang kromatin terdiri dari untaian DNA yang terikat dengan protein dasar (histon). Benang yang memendek, menebal, dan mudah menyerap zat warna disebut kromosom.
  • Nukleolus (anak inti). Mengandung DNA dan salinan gen yang memberi kode RNA. Fungsinya adalah berperan dalam sintesis RNA.

b)Retikulum Endoplasma.sebagai saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan dengan nukleus. RE dibedakan menjadi RE kasar dan RE halus. Keduanya berfungsi mensintesis lemak dan menetralisir racun.
c)Ribosom. Diamaternya sekitar 20nm. Terdapat bebas di sitoplasma atau melekat di membrane RE. Tersusun dari protein dan RNA dengan perbandingan sama banyak. Ribosom yang menempel di RE berfungsi mensintesis protein untuk dikeluarkan dari sel, sedangkan yang melayang di sitoplasma memproduksi protein untuk sel.
d) Sentriol. Berisi sekelompok mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat nukleus. Berperan dalam proses pembelahan sel
e) Kompleks Golgi. Ditemukan oleh Camillo Golgi 1898. berfungsi untuk mengangkat dan mengubah materi-materi di dalamnya secara kimiawi, menghasilkan lendir, sekresi protein, glikoprotein, membentuk dinding sel tumbuhan, membentuk lisosom dan enzim pencernaan.
f) Lisosom. Mengandung enzim pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase. Enzim ini dibentuk oleh RE kasar dan dikirim ke kompleks golgi. Berfungsi untuk mencerna materi yang diambil secara endositosis, autofagi (penyingkiran struktur yang tidak dikehendaki dalam sel), eksositosis (pembebasan enzim di luar sel), dan autolisis (penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom dalam sel).
g)Mitokondria. Terlindung oleh membran ganda. Membran dalam yang berlekuk disebut Krista, untuk mengatur pemindahan enzim dan gerakan ADP atau ATP melalui membran ini dalam respirasi sel. Ruangan yang terletak di antara lipatan membran adalah matriks, mengandung enzim pernapasan (sitokrom) dan senyawa DNA< RNA, protein.
h)Kloroplas.terdapat klorofil dan pigmen fotosintetik lain yang terletak pada sistem membran dan bertebaran pada seluruh stroma. Dalam fotosintesis, reaksi fase terang berlangsung pada grana, sedangkan fase gelap berlangsung di stroma.
Pigmen fotosintetik terbagi dua. Klorofil adalah pigmen hijau yang menyerap sinar merah, biru, ungu, dan memantulkan sinar hijau, kecuali jika tertutup oleh pigmen lain. karotenoid adalah pigmen warna kuning, oranye, merah, atau coklat yang menyerap sinar gelombang ultra ungu-biru.
iBadan Mikro (Peroksisom dan Glioksisom). Peroksisom terdapat pada sel hewan dan tumbuhan yang berfungsi untuk menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun bagi tubuh menjadi oksigen dan air. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan yang berperan dalam metabolisme lemak (mengubah lemak menjadi gula).
Organel yang hanya terdapat di sel tumbuhan:
a)Dinding sel. Adalah bagian terluar sel untuk proteksi dan penunjang. Dinding yang terbentuk saat pembelahan adalah dinding primer dan setelah mengalami penebalan berubah menjadi dinding sekunder.
b)����� Vakuola (rongga sel). adalah rongga berisi cairan yang dikelilingi membran selapis. Sel hewan juga memiliki vakuola tetapi jumlahnya lebih sedikit dan kecil. Fungsinya untuk memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgor sel; adanya pigmen antosian, seperti antosianin yang memberi warna cerah pada bunga, pucuk daun, dan buah; tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti kristal kalsium oksalat, alkaloid, tannin, dan lateks; tempat penyimpanan zat makanan seperti sukrosa, garam mineral, dan inulin terlarut.
c)Plastida. Dalam perkembangannya ia dapat berubah menjadi 3 tipe, yaitu:
  • Leukoplas. Adalah pasltida berwarna putih/tidak berwarna. Terdapat pada organ tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari, seperti organ penyimpanan cadangan makanan. Leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (untuk membentuk dan menyimpan amilum), elaioplas/lipidoplas (membentuk dan menyimpan minyak/lemak), proteoplas (menyimpan protein).
  • Kloroplas. Mengandung klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetis lainnya. Klorofil dibedakan menjadi 3, yaitu klorofil a menampilkan warna hijau iru, klorofil b menampilkan warna hijau kuning, klorofil c menampilkan warna hijau cokelat, klorofil d menampilkan warna hijau merah.
  • Kromoplas. Memberi aneka warna nonfotosintesis seperti pigmen merah, oranye, kuning, dll. Pigmen yang termasuk dalam kelompok ini adalah, karoten (warna kuning pada wortel), xantofil (kuning pada daun tua), fikosianin (biru pada ganggang), fikosantin (cokelat pada ganggang), fikoerotrin (merah pada ganggang).
Organel sel yang hanya terdapat pada sel hewan:
Vakuola. Pada beberapa jenis hewan bersel 1, misalnya Amoeba dan Paramecium, ditemukan vakuola. Pada Paramecium terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil/berdenyut (menjaga tekanan osmotik sitoplasma, disebut alat osmoregulator) dan vakuola nonkontraktil (mencerna makanan, disebut vakuola makanan).

Sumber :http://hidayatulfaizah.wordpress.com/2011/04/10/organel-sel-hewan-dan-tumbuhan/

Osmosis

Osmosis berasal dari kata os: lubang, movea: berpindah jadi Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.





Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permiabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan
bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi
melalui selaput permiabel. Jadi pergerakan air berlangsung dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi menuju ke larutan yang konsentrasi airnya rendah
melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan
hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam
sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.





Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah
merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan
yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan
tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang
dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan atau sel darah merah
dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan
kemudian pecah atau lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan
mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel
hewan atau sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan atau
sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena
kehilangan air.

Contoh peristiwa osmosis :
• Masuk dan naiknya air mineral dalam tubuh pepohonan merupakan proses osmosis. Air dalam tanah memiliki kandungan solvent lebih besar (hypotonic) dibanding dalam pembuluh, sehingga air masuk menuju xylem/sel tanaman.
• Jika sel tanaman diletakkan dalam kondisi hypertonic (solut tinggi atau solvent rendah), maka sel akan menyusut (ter-plasmolisis) karena cairan sel keluar menuju larutan hypertonic.
• Ikan air tawar yang ditempatkan di air laut akan mengalami penyusutan volume tubuh.
• Air laut adalah hypertonic bagi sel tubuh manusia, sehingga minum air laut justru menyebabkan dehidrasi.
• Kentang yang dimasukkan ke dalam air garam akan mengalami penyusutan
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
Reverse osmosis dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
Untuk mengilustrasikan peristiwa reverse osmosis, bayangkan sebuah membran semipermeabel dengan air di satu sisi dan larutan dengan konsentrasi zat terlarut tinggi di sisi lain. Apabila terjadi peristiwa osmosis normal, air akan melewati membran menuju larutan dengan konsentrasi tinggi. Pada peristiwa reverse osmosis, pada sisi larutan dengan konsentrasi tinggi diberikan tekanan untuk mendorong molekul air melewati membran menuju sisi larutan air (Gambar). Proses pemisahan ini akan memisahkan antara zat terlarut pada salah satu sisi membran dan pelarut murni di sisi yang lain.
Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran reverse osmosis (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi ulang.

Sumber : http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/osmosis.html

Senin, 28 November 2011

Loricifera, Hewan yang Dapat Hidup Tanpa Oksigen

Sekelompok peneliti laut dalam asal Italia dan Danmark menemukan hewan multiseluler yang melangsungkan seluruh hidupnya tanpa menghirup oksigen. Kelompok peneliti itu menemukan tiga spesies Loricifera (hewan serupa ubur-ubur berukuran panjang kurang dari satu milimeter) di endapan cekungan L’Atalante, sebuah kawasan perairan asin tak beroksigen di kedalaman 3000 meter, dasar laut Mediterrania, atau laut tengah.
Ketika Antonio Pusceddu, peneliti dari Marches Polytechnic University, Italia, dan rekan-rekannya menemukan Loricifera tersebut, mereka memperkirakan bahwa hewan itu jatuh ke dasar laut setelah hewan itu mati.
“Kami kira sangatlah tidak mungkin mereka bisa hidup di sana,� kata Pusceddu, seperti dikutip dari Discovermagazine. Kwa tetapi, dari uji coba yang dilakukan pada dua ekspedisi berikutnya, diketahui bahwa hewan yang ditemukan itu masih hidup.
Pusceddu menyebutkan, Loricifera memiliki cara adaptasi yang unik terhadap lingkungan bebas oksigen.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtiIHZWcyfH1qALFph6OQyVKsNxSWvmWQAPdzl310fmrJvbLeFPLSa_GMP-xzGZjG1_VgJlLkAEn7a4OycmgX8vpAyopgu9u5Tht_IO0m1kxnUAPXvY7u6t86Fob7aT3l-G-fL5tqeBTc/s400/Ventral-view-of-adult-female-loriciferan-Nannaloricus-mysticus.jpg
Hewan ini tidak memiliki mitochondria (sel yang mampu mengonversi oksigen menjadi energi seperti yang ada di seluruh sel hewan lainnya). Kwa tetapi mereka menggunakan struktur yang menyerupai hydrogenosom, office yang menggunakan mikroba untuk menghasilkan energi.
Yang menarik, temuan ini membuka kemungkinan adanya kehidupan hewan yang lebih kompleks di lingkungan keras bebas oksigen lainnya. Baik di Bumi ataupun di tempat-tempat lain.

http://floradanfauna.files.wordpress.com/2011/01/loricifera2.jpg?w=500&h=300





sumber :http://www.apakabardunia.com/post/sains/loricifera-hewan-yang-dapat-hidup-tanpa-oksigen

ukuran sel-sel

SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

 Struktur dan Fungsi Sel
Pengenalan
Setiap organisma (makhluk hidup) tersusun atas sel, baik makluk hidup bersel tunggal (misalnya: Protozoa, Algae, maupun bakteri), ataupun makhluk hidup bersel banyak ( misalnya : tumbuhan padi, hewan kucing ataupun manusia) .
Pada makluk hidup bersel tunggal sel itu langsung menjalankan fungsi-fungsi kehidupan seperti pertumbuhan dan perkembangan, menjalankan fungsi memperoleh nutrisi dari lingkungannya, merespon perubahan lingkungan, dan reproduksi.
Pada makhluk hidup bersel banyak tidak demikian. Sel-sel yang memiliki persamaan bentuk dan fungsi akan membentuk suatu jaringan, misalnya jaringan otot, jaringan saraf, jaringan darah dan lain sebagainya. Beberapa Jaringan membentuk organ ( misalnya organ hidung,mata, ginjal, jantung dan lain sebagainya). Beberapa Organ selanjutnya membentuk system organ seperti system pencernaan, system pernafasan dan lain sebagainya.
Selanjutnya sisten organ akan membentuk organisma (makluk hidup).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
  1. Gambar sel makluk hidup bersel tunggal
Gambar Euglena
Gambar sel Bakteri                                                                               Gambar Amoeba
2. Berbagai sel pada organisma tingkat tinggi.



1. Struktur dan Fungsi Membran Sel
Struktur Membrane Sel






Gambar membran sel
Membran sel yaitu selaput tipis ketebalan 5-10 nm (1nm = 1. 10 -9 )yang menyelimuti sel, juga sering disebut plasmalema.
Bahan penyusun utama yaitu lipid dan protein (lipoprotein). Membran sel merupakan lapisan yang terdiri dari dua lapis ( bilayer) dengan lipid dan protein sebagai penyusun utamanya.
Lipid terdiri dari fosfolipid dan sterol. Salah satu ujung fosfolipid bersifat mudah larut dalam air
(hidrofilik), yang disebut dengan ujung polar.
Sterol bersifat tidak larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan ujung nonpolar.
Protein dibedakan menjadi dua yaitu protein Ekstrinsik (Peripheral) dan protein Intrinsic
(Integral).
Protein Ekstrinsik (Periferal) letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein
ekstrinsik bergabung dengan permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik
yaitu mudah larut dalam air.
Protein Intrinsik (Integral) letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein
intrinsik bergabung dengan membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak mudah larut
dalam air.
Penyusun memban sel yang lain yaitu Karbohidrad (Olygosacarida) yang teruntai dari kurang lebih 15 satuan Gula. Karbohidraat yang berikatan dengan protein disebut glikoprotein bersifat hydrophilic (dapat mengikat air). Karbohidrat yang berikatan dengan lelak disebut Glicolipid bersifat Hydrofobic (tidak suka dengan air).
Membran sel bersifat selektif permiabel artinya dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di dalamnya.
Padas sel tumbuhan membrane bagian luar berhubungan dengan dinding sel bagian dalam, sedangkan pada sel hewan bagian luar membrane langsung berhubungan dengan ekstrasel (membrane sel tetangga).
Fungsi membrane sel yaitu :
  1. sebagai pelindung sel,
  2. mengendalikan pertukaran zat,
  3. tempat terjadinya reaksi kimia.
  1. Sitoplasma


Sitoplasma adalah cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya kecuali inti sel (nucleus) dan oganel sel. Sitoplasma terletak di dalam membrane sel dan di luar inti sel. Sitoplasma yang terletak di dalam inti sel (nukleus) disebut nukleuplasma.
Matriks pada sitoplasma disebut sitosol yang merupakan bahan dasar cair, sebagai gudang bahan kimia vital. Karena itu Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut dengan gel.
Proses biokimia yang terjadi pada sitoplasma yaitu glicolisis, sintesa asam lemak, nucleotide dan asam amino. Ektoplasma yaitu sitoplasma yang terletak dibagian luar , sifatnya lebih jernih dan padat, pada sel tumbuhan mengandung plastida (zat warna tumbuhan).
Pada sitoplasma selain sitosol juga terdapat organ-organ sel kecil (organel), bagian ini akan dibahas tersendiri.
  1. Inti Sel
Inti sel (Nucleus) merupakan bagian yang ukurannya paling besar di dalam sel diameternya
antara 10-20 nm. Secara fisik bentuknya bulat atau lonjong. Pada umumnya sel hanya memiliki satu inti sel,letaknya di bagian tengah sel. Coba cari informasi sel apa saja yang memiliki lebih dari satu sel.
Gambar inti sel dan bagian-bagiannya
Hampir semua sel memiliki inti sel, mengingat fungsi inti sel ini sangat penting, kecuali sel darah merah(eritrosit) dan keeping darah (trombosit),sehingga sel ini tidak bisa menduplikasi diri.
Struktur nucleus terdiri dari: membrane nucleus, matrks dan anak inti (nucleolus).
  1. Membran nucleus
Susunan molekul membrane inti sama dengan membrane sel yaitu lipoprotein. Bedanya membrane inti ini dilengkapi dengan pori-pori yang berfungsi menghubungkan nikleoplasma dan sitoplasma. Membran inti terdiri dari dua lapisan (selaput) yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang
menghadap sitoplasma dan sering kali berhubungan dengan membran
retikulum endoplasma.
  1. Matriks
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti
yang disebut dengan nukleoprotein
  1. Nukleolus
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang
halus DNA. Kromosom tersebut berfungsi untuk:
1) menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel;
2) mengatur bentuk sel;
3) menentukan generasi selanjutnya;
4). Tempat terjadinya sintesis RNA (di dalam nucleolus).
  1. Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
Secara garis besar perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan adalah sebagai berikut:
No. Pembeda Sel Tumbuhan Sel Hewan
1. dinding sel ada tidak ada
2. sentrosom tidak ada ada
3. lisosom tidak ada ada
4. plastida ada tidak ada
5. cadangan makanan amilum/pati lemak dan glikogen
  1. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Sel prokariotik dijumpai pada makluk hidup tingkat rendah, dimana materi genetic tidak dilindungi oleh selaput plasma sehingga materi genetic melayang di sitoplasma. Sel Eukariotik dimiliku oleh makhluk hidup yang lebih tinggi derajadnya, materi genetic telah terlindung di dalam selaput plasma.

Sumber :http://praptoedi.wordpress.com/2010/11/22/sel-hewan-dan-sel-tumbuhan/

Senin, 21 November 2011

DARWINISME TERBANTAHKAN Bagaimana Teori Evolusi Runtuh Di Hadapan Ilmu Pengetahuan Modern

ASAL USUL TETUMBUHAN

Kehidupan di bumi dikelompokkan ke dalam lima (atau enam) kerajaan (kingdom) oleh para ilmuwan. Sejauh ini, kita telah memusatkan perhatian terutama pada kerajaan terbesar, yakni hewan. Pada bab-bab sebelumnya, kita membahas asal usul kehidupan itu sendiri, mempelajari protein, informasi genetis, struktur sel dan bakteri, masalah-masalah seputar dua kerajaan lainnya, yaitu Prokaryotae dan Protista. Namun, sampai di sini, masih ada masalah penting lain yang perlu kita perhatikan—asal usul kerajaan tetumbuhan (Plantae).
Kita mendapatkan gambar yang sama tentang asal usul tumbuhan seperti yang kita temui ketika mengkaji asal usul hewan. Tumbuhan memiliki struktur-struktur yang sangat rumit, dan mustahil struktur-struktur ini muncul karena pengaruh kebetulan dan berevolusi dari yang satu ke yang lain. Catatan fosil menunjukkan bahwa pelbagai kelas tumbuhan muncul tiba-tiba di dunia, dengan sifat-sifat khas masing-masing, dan tanpa didahului masa evolusi.

Asal Usul Sel Tumbuhan
Seperti sel-sel hewan, sel-sel tumbuhan termasuk ke jenis sel yang disebut "eukariotis." Ciri yang sangat khusus sel-sel ini adalah memiliki inti sel dan di dalam inti ini, terletak molekul DNA tempat informasi genetis dikodekan. Di sisi lain, beberapa makhluk bersel tunggal seperti bakteri tak memiliki inti sel, dan molekul DNA mengapung bebas di dalam sel. Jenis sel kedua ini disebut "prokariotis." Jenis struktur sel ini, dengan DNA bebas yang tidak terkurung di dalam inti, adalah suatu rancangan ideal bagi bakteri, karena memungkinkannya melakukan proses yang sangat penting—dari sudut pandang bakteri—yakni, proses pemindahan plasmida (alias pemindahan DNA antarsel).
Karena diharuskan menata makhluk-makhluk hidup menurut deretan "dari yang sederhana ke yang rumit," teori evolusi menganggap bahwa sel prokariotis itu sederhana, dan sel eukariotis berevolusi darinya.
Sebelum melangkah ke ketaksahihan pernyataan ini, akan bermanfaat untuk menunjukkan bahwa sel-sel prokariotis sama sekali tidak "sederhana." Suatu bakteri memiliki sekitar 2 ribu gen; setiap gen mengandung sekitar seribu huruf (rantai). Berarti, informasi di dalam DNA satu bakteri itu sekitar 2 juta huruf panjangnya. Menurut perhitungan ini, informasi itu setara dengan 20 buku cerita, masing-masing dengan 100 ribu kata. 326 Setiap perubahan informasi dalam di kode DNA bakteri akan demikian merusak sampai-sampai meruntuhkan keseluruhan sistem kerja bakteri. Sebagaimana telah kita lihat, suatu kesalahan dalam kode genetis bakteri berarti bahwa sistem kerja akan salah berjalan—yakni, sel akan mati.
Di samping struktur yang peka ini, yang menolak perubahan coba-coba, fakta bahwa tidak ditemukan "bentuk peralihan" antara bakteri dan sel-sel eukariotis membuat pernyataan evolusionis tidak beralasan. Misalnya, evolusionis terkenal Turki, Profesor Ali Demirsoy, mengakui ketiadaan dalil bagi skenario bahwa sel-sel bakteri berevolusi menjadi sel-sel eukariotis, dan lalu menjadi organisme rumit yang tersusun dari sel-sel ini:
Salah satu tahap tersulit untuk dijelaskan di dalam evolusi adalah menerangkan secara ilmiah bagaimana organel-organel dan sel-sel rumit berkembang dari makhluk-makhluk sederhana ini. Tiada bentuk peralihan telah ditemukan di antara kedua bentuk. Makhluk-makhluk bersel tunggal dan banyak mempunyai semua struktur rumit ini, dan, dengan cara apa pun, belum ada makhluk atau kelompok telah ditemukan berorganel dengan susunan yang lebih sederhana atau lebih mendasar. Dengan kata lain, organel-organel yang dimiliki telah berkembang sebagaimana adanya. Organel-organel ini tak memiliki bentuk-bentuk sederhana dan mendasar. 327
Orang bertanya-tanya, apakah yang mendorong Profesor Ali Demirsoy, seorang penganut setia teori evolusi, membuat pengakuan yang demikian terbuka? Jawaban pertanyaan ini dapat diberikan dengan amat jelas ketika perbedaan-perbedaan struktural besar antara bakteri dan sel tumbuhan dipelajari.
Perbedaan-perbedaan itu adalah:
1- Sementara dinding-dinding sel bakteri tersusun dari polisakarida dan protein, dinding-dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa, struktur yang sama sekali berbeda.
2- Sementara sel-sel tumbuhan berorganel banyak, berlapis membran dan berstruktur sangat rumit, sel-sel bakteri tidak memiliki organel biasa. Pada sel bakteri, terdapat ribosom ukuran kecil yang bergerak bebas. Sedangkan ribosom-ribosom pada sel tumbuhan berukuran lebih besar dan terikat ke membran sel. Lebih jauh lagi, sintesis protein terjadi dengan cara-cara yang berbeda pada kedua jenis ribosom ini.

Tetumbuhan membentuk dasar terbawah kehidupan bumi. Tetumbuhan adalah syarat yang tak dapat tidak bagi kehidupan, sebab menyediakan makanan dan melepaskan oksigen ke udara.
3- Struktur DNA pada sel tumbuhan dan sel bakteri berbeda.
4- Molekul DNA pada sel-sel tumbuhan dilindungi oleh membran lapis rangkap, sementara DNA pada sel-sel bakteri berdiri bebas di dalam sel.
5- Molekul DNA pada sel-sel bakteri menyerupai simpul tertutup; dengan kata lain, melingkar. Pada tumbuhan, molekul DNA berbentuk memanjang.
6- Molekul DNA pada sel-sel bakteri membawa informasi milik satu sel saja, sedangkan pada sel-sel tumbuhan, molekul DNA membawa informasi tentang keseluruhan tumbuhan. Misalnya, semua informasi tentang akar, batang, daun, bunga, dan buah dari pohon buah-buahan bisa ditemukan sendiri-sendiri pada DNA di dalam inti satu sel saja.
7- Beberapa spesies bakteri bersifat fotosintetik, dengan kata lain, melakukan fotosintesis. Tetapi, tidak seperti pada tumbuhan, pada bakteri fotosintetik (cyanobacteria, misalnya), tidak ada kloroplas yang mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik. Pada tumbuhan, molekul-molekul ini tersimpan di berbagai membran di seluruh sel.
8- Susunan biokimia RNA kurir pada sel-sel prokariotis (bakteri) dan pada sel-sel eukariotis (mencakup tumbuhan dan hewan) sangat berbeda satu sama lain. 328

Hipotesis evolusionis bahwa sel-sel prokaryotis (kiri) berubah menjadi sel-sel eukaryotis sejalan dengan waktu, tidak memiliki dasar ilmiah.

RNA kurir berperan penting bagi sel untuk hidup. Tetapi, meskipun RNA kurir dianggap berperan sama pada sel prokariotis maupun eukariotis, struktur biokimianya berbeda. J. Darnell menulis yang berikut di dalam sebuah artikel yang diterbitkan majalah Science:
Perbedaan-perbedaan pada biokimia susunan RNA kurir dalam eukariot jika dibandingkan dengan prokariot demikian besarnya sampai-sampai menggagaskan bahwa evolusi beruntun prokariotis ke eukariotis tampaknya tak mungkin. 329
Perbedaan-perbedaan struktural antara sel bakteri dan tumbuhan, yang beberapa contohnya telah kita lihat di atas, membawa ilmuwan evolusionis ke kebuntuan lain. Meskipun sel-sel tumbuhan dan hewan memiliki beberapa segi yang sama, kebanyakan strukturnya sangat berbeda satu sama lain. Nyatanya, karena tiada organel berlapis membran atau sitoskeleton (jaringan dalam serabut protein dan mikrotubula) pada sel bakteri, kehadiran beberapa organel dan susunan sangat rumit pada sel-sel tumbuhan membantah habis pernyataan bahwa sel tumbuhan berevolusi dari sel bakteri.
Ahli biologi Ali Demirsoy secara terbuka mengakui hal ini dengan berkata, "Sel-sel rumit tak pernah berkembang dari sel-sel sederhana dengan suatu proses evolusi." 330

Hipotesis Endosimbiosis dan Ketidaksahihannya
Kemustahilan sel tumbuhan berevolusi dari sel bakteri tak mencegah para ahli biologi evolusi dari menghasilkan hipotesis-hipotesis rekaan. Namun, percobaan-percobaan membantah semua itu. 331 Hipotesis yang paling terkenal adalah hipotesis "endosimbiosis."
Hipotesis ini diajukan oleh Lynn Margulis pada tahun 1970 di dalam bukunya The Origin of Eukaryotic Cells (Asal Usul Sel-Sel Eukariotis). Di dalam buku ini, Margulis menyatakan bahwa sebagai akibat kehidupan berkoloni dan parasit, sel-sel bakteri berubah menjadi sel-sel tumbuhan dan sel hewan. Menurut teori ini, sel-sel tumbuhan muncul ketika bakteri fotosintetik dimakan oleh sel bakteri lain. Bakteri fotosintetik berevolusi di dalam sel inang menjadi kloroplas. Akhirnya, organel-organel dengan struktur yang sangat rumit seperti inti, badan Golgi, retikulum endoplasma, dan ribosom berkembang, dengan satu atau lain cara. Maka, sel tumbuhan pun lahir.
Sebagaimana telah kita lihat, tesis evolusionis ini tak lain dari hasil berkhayal. Tidak mengherankan, tesis ini dikecam oleh para ilmuwan yang melakukan penelitian yang sangat penting atas masalah ini pada sejumlah segi: kami bisa menyebutkan sebagai contoh di antaranya D. Lloyd332, M. Gray dan W. Doolittle333, serta R. Raff dan H. Mahler.
Hipotesis endosimbiosis didasarkan pada fakta bahwa mitokondria sel hewan dan kloroplas sel tumbuhan mengandung DNA tersendiri, yang terpisah dari DNA di dalam inti sel inang. Jadi, atas dasar ini, digagas bahwa mitokondria dan kloroplas sekali waktu adalah sel-sel mandiri yang hidup bebas. Akan tetapi, ketika kloroplas dipelajari lebih dalam, bisa dilihat bahwa pernyataan ini tidak sesuai.
Di bawah ini sejumlah hal yang membantah hipotesis endosimbiosis:
1- Jika kloroplas, khususnya, dulunya sel mandiri, lalu seharusnya hanya ada satu hasil ketika kloroplas dimakan oleh sel yang lebih besar: yaitu, dicerna oleh sel inang dan digunakan sebagai makanan. Ini yang seharusnya terjadi, sebab bahkan jika kita menganggap bahwa sel inang yang bersangkutan tak sengaja menelan masuk suatu sel dari luar, bukan sengaja mencernanya sebagai makanan, bagaimana pun enzim-enzim percernaan sel inang seharusnya menghancurkannya. Tentu saja, beberapa evolusionis telah memperkirakan rintangan ini dengan mengatakan, "enzim-enzim pencernaan telah lenyap." Tetapi, inilah pertentangan yang nyata, sebab jika enzim pencernaan lenyap, sel akan mati karena kekurangan gizi.
2- Kembali, mari kita anggap semua kemustahilan itu terjadi dan sel yang dinyatakan sebagai moyang kloroplas ditelan sel inangnya. Dalam hal ini, kita dihadapkan dengan masalah lain: cetakbiru semua organel di dalam sel terkodekan di dalam DNA. Jika sel inang menggunakan sel-sel lain itu yang dimakannya sebagai organel, maka semua informasi yang dibutuhkan tentang sel-sel itu telah ada dan terkodekan di dalam DNA. DNA sel-sel yang dimakan akan memiliki informasi milik sel inangnya. Tak hanya keadaan seperti ini mustahil, dua DNA yang berbeda milik sel inang dan sel yang dimakan harus juga saling cocok setelah itu, suatu hal yang juga jelas mustahil.
3- Ada keselarasan besar di dalam sel yang tidak bisa dijelaskan oleh mutasi acak. Ada lebih dari satu kloroplas dan satu mitokondria di dalam sel. Jumlah keduanya naik dan turun sesuai dengan tingkat kegiatan sel, sama seperti organel-organel lain. Keberadaan DNA dalam badan organel-organel ini juga bermanfaat di dalam perkembanganbiakan. Sambil sel membelah, semua kloroplas yang berjumlah banyak itu juga membelah, dan pembelahan sel terjadi dalam waktu yang lebih singkat dan lebih teratur.
4- Kloroplas adalah pembangkit tenaga yang mutlak pentingnya bagi sel tumbuhan. Jika organel-organel ini tak menghasilkan energi, banyak fungsi sel tidak akan berjalan, yang berarti bahwa sel tak bisa hidup. Fungsi-fungsi ini, yang begitu penting bagi sel, berlangsung dengan protein-protein hasil sintesis di kloroplas. Namun, DNA kloroplas sendiri tak cukup untuk mensintesis protein-protein ini. Sebagian terbesar protein disintesis menggunakan DNA inang di dalam inti sel. 334
Sementara keadaan yang dibayangkan oleh hipotesis endosimbiosis ini terjadi lewat sebuah proses coba-coba, pengaruh apakah yang akan mengenai DNA sel inang? Sebagaimana telah kita lihat, setiap perubahan pada suatu molekul DNA pasti tidak menghasilkan manfaat pada organisme itu; sebaliknya, mutasi yang demikian sudah pasti membahayakan. Di dalam bukunya, The Roots of Life (Akar-akar Kehidupan), Mahlon B. Hoagland menjelaskan keadaan ini:
Anda akan teringat bahwa kita belajar bahwa hampir selalu sebuah perubahan pada DNA organisme merugikan organisme itu; yakni, membawa ke penurunan kemampuan bertahan hidup. Dengan analogi, penambahan ucapan yang acak pada drama-drama Shakespeare tidak mungkin menambah keindahannya! .. Azas bahwa perubahan-perubahan DNA berbahaya karena mengurangi peluang bertahan hidup berlaku apakah sebuah perubahan pada DNA disebabkan oleh mutasi, atau pun oleh sejumlah gen asing yang sengaja kita masukkan. 335
Pernyataan yang diajukan oleh evolusionis tidak didasarkan pada percobaan ilmiah, sebab belum pernah teramati satu bakteri memakan. Dalam timbangan atas buku lain Margulis, Symbiosis in Cell Evolution (Simbiosis dalam Evolusi Sel), ahli biologi molekuler P. Whitfield menggambarkan situasi ini:
Endositosis prokariotis adalah mekanisme sel di dalam mana keseluruhan SET (Serial Endosymbiotic Theory—Teori Endosimbiotis Beruntun) agaknya berhenti. Jika satu prokariot tidak bisa menelan prokariot lain, sulit membayangkan cara endosimbiosis bisa terbentuk. Sayangnya bagi Margulis dan SET, tidak ada contoh mutakhir endositosis prokariotis atau endosimbiosis …336

Asal Usul Fotosintesis
Masalah lain tentang asal usul tumbuhan yang menempatkan teori evolusi ke dalam kebingungan yang mengerikan adalah cara sel-sel tumbuhan mulai melakukan fotosintesis.
Fotosintesis adalah salah satu proses yang paling dasar bagi kehidupan di bumi. Berkat kloroplas di dalamnya, sel-sel tumbuhan menghasilkan zat tepung dengan menggunakan air, karbon dioksida, dan cahaya matahari. Hewan tak bisa menghasilkan gizinya sendiri dan harus menggunakan zat tepung dari tetumbuhan. Karena alasan ini, fotosintesis adalah syarat dasar bagi kehidupan yang rumit. Sisi yang bahkan lebih mengejutkan dari masalah ini adalah fakta bahwa proses fotosintesis yang rumit ini belum sepenuhnya dipahami. Teknologi maju masih belum mampu mengungkapkan semua rinciannya, jangankan menirunya.
Mungkinkah proses serumit fotosintesis hasil proses-proses alamiah, sebagaimana dikatakan teori evolusi?
Menurut skenario evolusi, untuk melakukan fotosintesis, sel-sel tumbuhan memakan sel-sel bakteri yang bisa berfotosintesis dan mengubahnya menjadi kloroplas. Jadi, bagaimanakah bakteri belajar melakukan proses yang serumit fotosintesis? Dan mengapakah bakteri tidak mulai melakukannya sebelumnya? Sama seperti pertanyaan yang lain, skenario ini tak bisa memberikan jawaban ilmiah. Lihatlah bagaimana sebuah terbitan evolusionis menjawab pertanyaan ini:
Hipotesis heterotrof menggagas bahwa organisme-organisme paling awal adalah heterotrof yang memakan larutan molekul organik di samudra purba. Karena heterotrof pertama ini memakan asam amino, protein, lemak, dan gula yang tersedia, larutan gizi menyusut dan tidak bisa lagi mendukung jumlah heterotrof yang bertambah. … Organisme-organisme yang dapat menggunakan sumber energi lain akan memiliki keuntungan besar. Ingatlah bahwa bumi dulu (dan kini masih) dihujani energi surya yang sebenarnya mengandung aneka bentuk radiasi. Radiasi ultra-ungu bersifat merusak, namun cahaya tampak kaya akan energi dan tak merusak. Maka, sambil senyawa-senyawa organik makin langka, suatu kemampuan yang sudah dimiliki untuk menggunakan cahaya tampak sebagai sumber energi pengganti mungkin telah membuat organisme-organisme ini dan keturunannya bisa bertahan. 337
Buku Life on Earth (Kehidupan di Bumi), buku evolusionis yang lain, mencoba menjelaskan kemunculan fotosintesis:
Bakteri awalnya memakan beraneka senyawa karbon yang memerlukan jutaan tahun untuk tertimbun di lautan purba. Tetapi, setelah bakteri berkembang biak, sumber makanan ini pasti kian menipis. Bakteri mana pun yang mampu menyadap sumber makanan lain pasti akan sangat berhasil dan akhirnya sejumlah bakteri mampu. Tidak lagi mengambil makanan siap santap dari lingkungan sekitar, bakteri-bakteri mulai membuat sendiri makanan di dalam dinding-dinding sel dengan menyerap energi yang diperlukan dari matahari. 338
Singkatnya, buku-buku evolusionis mengatakan bahwa fotosintesis dengan suatu cara tak sengaja "ditemukan" oleh bakteri, padahal manusia, dengan seluruh teknologi dan ilmu pengetahuannya, tak mampu melakukannya. Penjelasan-penjelasan ini, yang tak lebih baik daripada cerita-cerita dongeng, tak bernilai ilmiah. Orang yang mengkaji masalah ini sedikit lebih dalam akan menerima bahwa fotosintesis itu sebuah dilema besar bagi evolusi. Profesor Ali Demirsoy misalnya, membuat pengakuan berikut ini:
Fotosintesis adalah peristiwa yang sangat rumit, dan tampak mustahil muncul hanya pada sebuah organel di dalam sel (karena mustahil semua tahap muncul bersamaan, dan tak ada gunanya jika semuanya muncul terpisah). 339
Sel-sel tumbuhan melakukan suatu proses yang tak bisa ditiru laboratorium mutakhir mana pun–fotosintesis. Berkat organel yang disebut "kloroplas" di dalam selnya, tetumbuhan menggunakan air, karbondioksida, dan cahaya matahari untuk membuat karbohidrat. Makanan yang dihasilkan menjadi mata pertama dalam rantai makanan di bumi, dan sumber gizi bagi semua makhluk hidup penghuninya. Rincian proses yang sangat rumit ini masih belum seluruhnya dimengerti saat ini.
Ahli biologi Jerman Hoimar von Ditfurth mengatakan bahwa fotosintesis itu sebuah proses yang mungkin tak bisa dipelajari:
Tidak ada sel yang memiliki kemampuan ‘mempelajari’ sebuah proses dalam pengertian yang sebenarnya. Mustahil bagi sel mana pun muncul dengan kemampuan mempelajari fungsi-fungsi seperti pernapasan atau fotosintesis, baik ketika kali pertama mewujud, atau pun sesudahnya di dalam kehidupan. 340
Karena fotosintesis tak bisa berkembang sebagai hasil ketaksengajaan, dan setelah itu tak bisa dipelajari oleh sel, tampaknya sel-sel tumbuhan pertama yang hidup di bumi dirancang khusus melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, tetumbuhan diciptakan dengan kemampuan berfotosintesis.

Asal Usul Ganggang
Teori evolusi berhipotesis bahwa makhluk bersel tunggal mirip tumbuhan, yang asal usulnya tak bisa dijelaskan, muncul tepat waktu untuk membentuk ganggang. Asal usul ganggang mundur ke waktu yang amat lampau. Demikian lampau sehingga fosil bekas-bekas ganggang berumur 3,1 hingga 3,4 milyar tahun telah ditemukan. Yang menarik adalah bahwa tiada perbedaan struktural antara makhluk hidup yang luar biasa kuno ini dan spesimen yang masih hidup saat ini. Sebuah artikel yang diterbitkan Science News mengatakan:
Ahli biologi Jerman Hoimar von Ditfurth membuat ulasan berikut ini tentang struktur rumit yang disebut ganggang "kuno:"
Fosil-fosil tertua yang sejauh ini telah ditemukan adalah benda-benda yang memfosil di dalam mineral dan tergolong ganggang biru-hijau, berumur 3 miliar tahun lebih. Betapa pun sederhananya, ganggang masih menyajikan bentuk kehidupan yang amat rumit dan tersusun secara piawai . 341
Para ahli biologi evolusi menganggap bahwa seiring dengan waktu ganggang itu memunculkan tetumbuhan laut lainnya dan berpindah ke darat sekitar 450 juta tahun yang lalu. Akan tetapi, sama seperti skenario peralihan hewan dari air ke darat, gagasan bahwa tumbuhan beralih dari air ke darat adalah sebuah khayalan lagi. Kedua skenario ini tidak benar dan tidak selaras. Buku-buku evolusionis seperti biasa mencoba memberikan penjelasan masalah ini dengan ulasan yang mencengangkan dan tak ilmiah seperti "ganggang dengan suatu cara beralih ke darat dan menyesuaikan diri." Namun, ada rintangan-rintangan besar yang membuat peralihan ini mustahil. Mari kita lihat sekilas yang terpenting di antaranya:
1- Bahaya mengering. Bagi tumbuhan yang hidup di air agar bisa hidup di darat, permukaannya terlebih dahulu harus terlindungi dari kehilangan air. Jika tidak, tumbuhan mengering. Tumbuhan darat diberi sistem-sistem khusus untuk melindunginya dari kejadian ini. Ada rincian-rincian penting dalam sistem-sistem itu. Misalnya, perlindungan ini harus sedemikian sehingga gas-gas penting seperti oksigen dan karbon dioksida dapat keluar-masuk tumbuhan secara bebas. Pada saat bersamaan, mencegah penguapan sangat penting. Jika tak memiliki sistem yang demikian, tumbuhan tak akan dapat menunggu jutaan tahun untuk mengembangkannya. Dalam keadaan demikian, tumbuhan akan segera mengering dan mati.
2- Makanan: Baik fosil ganggang biru-hijau dan bakteri dari 3,4 miliar tahun telah ditemukan di batu karang dari Afrika Selatan. Yang lebih merangsang minat adalah [fosil] ganggang pleurocapsalean ternyata hampir serupa dengan ganggang pleurocapsalean masa kini di tingkat keluarga dan bahkan mungkin di tingkat genetis. 342 Tumbuhan laut mengambil air dan mineral yang dibutuhkan secara langsung dari air tempat tinggalnya. Oleh karena itu, setiap ganggang yang mencoba hidup di darat akan mendapat masalah dengan makanan. Ganggang tidak akan bertahan hidup tanpa memecahkan masalah ini.
3- Reproduksi: Ganggang, dengan umur hidupnya yang pendek, tak berkesempatan berkembang biak di darat, karena, seperti dalam semua fungsinya, ganggang juga menggunakan air untuk menyebarkan sel-sel reproduktifnya. Supaya bisa berkembang biak di darat, ganggang harus bersel reproduktif yang banyak sebagaimana yang dimiliki oleh tumbuhan darat, dan dilindungi oleh lapisan pelindung sel. Jika tidak memiliki lapisan ini, setiap ganggang yang beralih ke darat tak akan bisa melindungi sel reproduktifnya dari bahaya.

Alga yang berenang bebas di lautan
.
4- Perlindungan dari oksigen: Setiap ganggang yang beralih ke darat harus mengambil oksigen dalam bentuk terurai hingga saat peralihan itu. Menurut skenario evolusionis, kini ganggang harus mengambil oksigen dalam bentuk yang belum pernah ditemuinya, dengan kata lain, langsung dari atmosfer. Seperti yang kita ketahui, dalam keadaan biasa, oksigen di atmosfer berpengaruh meracuni bagi senyawa organik. Makhluk hidup darat memiliki sistem yang mencegahnya terkena bahaya ini. Namun, ganggang adalah tumbuhan laut, yang berarti tidak memiliki enzim yang menjaganya dari pengaruh membahayakan oksigen. Jadi, seketika beralih ke darat, mustahil bagi ganggang menghindari pengaruh ini. Tidak juga ada kesempatan menunggu sistem seperti itu berkembang karena ganggang tak akan bisa bertahan hidup di darat cukup lama sampai sistem terbentuk.
Masih ada alasan lain mengapa pernyataan bahwa ganggang beralih dari laut ke darat tidak selaras—yaitu, ketiadaan pendorong alamiah yang membuat peralihan itu diperlukan. Bayangkanlah lingkungan alamiah ganggang 450 juta tahun yang lalu. Air laut menyediakan lingkungan ideal bagi ganggang. Misalnya, air menjauhkan dan melindunginya dari panas yang berlebih, dan menyediakan semua mineral yang dibutuhkan. Dan, pada saat bersamaan, ganggang bisa menyerap sinar matahari untuk dipakai dalam fotosintesis dan membuat karbohidrat (gula dan zat tepung) sendiri dengan karbon dioksida yang terlarut di air. Karena alasan ini, tidak ada yang kurang bagi ganggang di lautan, dan oleh karena itu, tak ada alasan beralih ke darat, tempat tak ada "keuntungan selektif" baginya, sebagaimana diistilahkan evolusionis.
Semua ini menunjukkan hipotesis evolusionis bahwa ganggang naik ke darat dan membentuk tumbuhan darat sama sekali tak ilmiah.
Tanaman dari Zaman Jura ini, kira-kira berumur 180 juta tahun, muncul dengan struktur uniknya sendiri, dan tanpa moyang yang mendahuluinya (Kanan)
Tanaman yang berumur 300 juta tahun dari akhir Zaman Karbon ini tak berbeda dari spesimen yang tumbuh sekarang.(Tengah)

Fosil species Archaefructus yang berumur 140 juta tahun ini adalah fosil angiosperma (tumbuhan berbunga) tertua yang diketahui. Tumbuhan ini berstruktur tubuh, bunga, dan buah yang sama dengan tetumbuhan yang hidup saat ini.

Asal Usul Angiospermae

Ketika kita meneliti sejarah fosil dan ciri-ciri struktural tetumbuhan yang hidup di darat, gambaran lain yang tidak sesuai dengan ramalan evolusionis muncul. Tiada satu fosil pun membenarkan bahkan satu saja cabang "pohon evolusi" tumbuhan yang Anda lihat pada hampir setiap buku pegangan biologi. Sebagian besar tumbuhan memiliki bekas-bekas yang berlimpah dalam catatan fosil, namun tidak satu pun fosil adalah bentuk peralihan antara satu dan lain spesies. Semua diciptakan khusus dan dari awal sebagai spesies yang sepenuhnya tersendiri, dan tiada kaitan evolusi di antara spesies. Sebagaimana diakui ahli paleontologi evolusi, EC Olson, "Banyak kelompok baru tumbuhan dan hewan muncul tiba-tiba, kelihatannya tanpa moyang yang dekat." 343
Ahli botani Chester A. Arnold, yang mengkaji fosil tumbuhan di University of Michigan, membuat ulasan berikut ini:
Telah lama diharapkan bahwa tetumbuhan yang punah pada akhirnya akan mengungkapkan sebagian tahap yang dilalui kelompok-kelompok yang kini ada selama perjalanan perkembangannya, tetapi harus diakui secara terbuka bahwa idam-idaman ini telah dipenuhi sampai ke taraf yang amat sedikit, meskipun penelitian paleobotani telah mengalami kemajuan selama lebih dari seratus tahun. 344
Arnold mengakui bahwa paleobotani (ilmu pengetahuan tentang fosil tumbuh-tumbuhan) tak menghasilkan apa-apa yang mendukung evolusi: "Kami belum bisa melacak sejarah filogenetis satu pun kelompok tumbuhan masa dari awalnya hingga saat ini." 345

Fosil paku-pakuan dari Zaman Karbon ini ditemukan di daerah Jerada, Maroko. Yang menarik adalah fosil ini, yang berumur 320 juta tahun, mirip dengan paku-pakuan yang ada sekarang.
Penemuan-penemuan fosil yang paling jelas membantah pernyataan-pernyataan tentang evolusi tumbuhan adalah fosil-fosil tumbuhan berbunga, atau angiospermae. Tetumbuhan ini dibagi menjadi 43 keluarga (famili), masing-masing muncul tiba-tiba, tanpa jejak "bentuk peralihan" sederhana apa pun sebelumnya dalam catatan fosil. Hal ini disadari pada abad ke-19, dan karena itu, Darwin melukiskan asal usul angiospermae sebagai "teka-teki yang mengerikan." Semua penelitian yang dilakukan sejak masa Darwin sekadar menaikkan tingkat kegelisahan yang ditimbulkan teka-teki ini. Di dalam bukunya The Paleobiology of Angiosperm Origins (Paleobiologi Asal Usul Angiospermae), ahli paleobotani evolusi NF Hughes membuat pengakuan ini:
… Akan tetapi, dengan beberapa pengecualian rincian, kegagalan menemukan penjelasan yang memuaskan masih terjadi, dan banyak ahli botani telah menyimpulkan bahwa masalah ini tak bisa dicari pemecahannya dengan memanfaatkan petunjuk fosil. 346
Di dalam bukunya The Evolution of Flowering Plants (Evolusi Tetumbuhan Berbunga), Daniel Axelrod mengatakan hal ini tentang asal usul tetumbuhan berbunga:
Kelompok moyang yang memunculkan angiospermae belum ditemukan di dalam catatan fosil, dan tak satu jua angiospermae hidup menunjuk ke kaitan moyang sedemikian." 347
Semua ini membawa kita hanya ke satu kesimpulan: seperti semua makhluk hidup, tetumbuhan juga diciptakan. Dari saat kali pertama diciptakan, semua mekanisme tetumbuhan telah ada dalam bentuk akhir dan lengkap. Istilah-istilah seperti "perkembangan seiring dengan waktu," "perubahan-perubahan yang bergantung pada kebetulan," dan "penyesuaian-penyesuaian yang muncul sebagai akibat kebutuhan," yang ditemukan orang dalam kepustakaan evolusionis, tak memiliki kebenaran sama sekali dan secara ilmiah tak bermakna.
 
   
    
326 Mahlon B. Hoagland, The Roots of Life, Houghton Mifflin Company, 1978, h.18
327 Prof. Dr. Ali Demirsoy, Kalitim ve Evrim (Inheritance and Evolution), Ankara, Meteksan Yayýnlarý, h. 79.
328 Robart A. Wallace, Gerald P. Sanders, Robert J. Ferl, Biology, The Science of Life, Harper Collins College Publishers, h. 283.
329 Darnell, "Implications of RNA-RNA Splicing in Evolution of Eukaryotic Cells," Science, vol. 202, 1978, h. 1257.
330 Prof. Dr. Ali Demirsoy, Kal?t?m ve Evrim (Inheritance and Evolution), Meteksan Publications, Ankara, h.79.
331 "Book Review of Symbiosis in Cell Evolution," Biological Journal of Linnean Society, vol. 18, 1982, h. 77-79.
332 D. Lloyd, The Mitochondria of Microorganisms, 1974, h. 476.
333 Gray & Doolittle, "Has the Endosymbiant Hypothesis Been Proven?," Microbilological Review, vol. 30, 1982, h. 46.
334 Wallace-Sanders-Ferl, Biology: The Science of Life, 4th edition, Harper Collins College Publishers, h. 94.
335 Mahlon B. Hoagland, The Roots of Life, Houghton Mifflin Company, 1978, h. 145.
336 Whitfield, Book Review of Symbiosis in Cell Evolution, Biological Journal of Linnean Society, 1982, h. 77-79.
337 Milani, Bradshaw, Biological Science, A Molecular Approach, D. C.Heath and Company, Toronto, h. 158 .
338 David Attenborough, Life on Earth, Princeton University Press, Princeton, New Jersey, 1981, h. 20.
339 Prof. Dr. Ali Demirsoy, Kal?t?m ve Evrim (Inheritance and Evolution), Meteksan Publications, Ankara, h. 80.
340 Hoimar Von Ditfurth, Im Amfang War Der Wasserstoff (Secret Night of the Dinosaurs), h. 60-61.
341 "Ancient Alga Fossil Most Complex Yet," Science News, vol. 108, September 20, 1975, h. 181.
342 Hoimar Von Ditfurth, Im Amfang War Der Wasserstoff (Secret Night of the Dinosaurs), h. 199.
343 E. C. Olson, The Evolution of Life, The New American Library, New York, 1965, h. 94.
344 Chester A. Arnold, An Introduction to Paleobotany, McGraw-Hill Publications in the Botanical Sciences, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, 1947, h. 7.
345 Chester A. Arnold, An Introduction to Paleobotany, McGraw-Hill Publications in the Botanical Sciences, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, 1947, h. 334.
346 N. F. Hughes, Paleobiology of Angiosperm Origins: Problems of Mesozoic Seed-Plant Evolution, Cambridge University Press, Cambridge, 1976, h. 1-2.
347 Daniel Axelrod, The Evolution of Flowering Plants, in The Evolution Life, 1959, h. 264-274.) 
Sumber : http://www.harunyahya.com/indo/buku/menyanggah12.htm